PERENCANAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
PADA KECAMATAN ARUNGKEKE KABUPATEN JENEPONTO SULAWESI SELATAN
Oleh :
M.Y.FADLY
G111 11 029
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
ABSTRAK
Kecamatan
Arungkeke terdiri dari 7 Desa/kelurahan dengan luas wilayah 29,91 km. Sebanyak 6 Desa adalah daerah pantai
dan 1 Desa/kelurahan merupakan daerah bukan pantai dengan topografi atau
ketinggian dari permukaan laut beragam. Kecamatan Arungkeke ber-ibukota
Tamanroya yang berjarak 9 km dari ibukota Kabupaten. Kecamatan Arungkeke
berbataskan sebelah utara kecamatan Batang, sebelah timur dan selatan laut
Flores, dan sebelah barat kecaatan Binamu. Kecamatan Arungkeke merupakan kecamatan yang berada di
daerah pesisir terutama untuk desa Palajau, Arungkeke, dan Kampala yang
berbataskan dengan laut Flores, sehingga untuk ketiga desa tersebut akan banyak
ditemukan daerah perikanan yang berupa luas areal tambak di Kecamatan Arungkeke
sekitar 498,68 Ha, dengan 496,18 Ha adalah jenis tambak semi intensif. Produksi
perikanan meliputi udang windu sekitar 90,26 ton, dan ikan bandeng sekitar
377,48 ton. Sedangkan budidaya rumput laut hasilnya sekitar 1.792,78 ton.
Kata
kunci : Kecamatan Arungkeke
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan dan
pengembangan wilayah merupakan bidang yang mengintegrasikan berbagai cabang
ilmu untuk memecahkan masalah-masalah pembangunan serta aspek-aspek proses
politik, manajemen dan administrasi perencanaan pembangunan yang berdimensi
ruang atau wilayah. Ilmu-ilmu atau kajian-kajian mengenai perencanaan dan
pengembangan wilayah secara umum ditunjang oleh empat pilar pokok, yaitu (1)
Inventarisasi, klasifikasi, dan evaluasi sumberdaya, (2) Aspek ekonomi, (3)
Aspek kelembagaan (instusional), dan (4) Aspek lokasi/spasial.
Pembangunan
wilayah bukanlah semata-mata fenomena dalam dimensi lokal dan regional namun
juga merupakan bagian tak terpisahkan dari kepentingan pembangunan makro (skala
nasional) bahkan global. Kajian perencanaan dan pengembangan wilayah di
Indonesia menjadi sangat menarik dan dilirik setelah diberlakukannya
Undang-Undang mengenai Otonomi Daerah No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi
dengan UU No. 32 tahun 2004.
Kecamatan Arungkeke merupakan
kecamatan yang berada di daerah pesisir terutama untuk desa Palajau, Arungkeke,
dan Kampala yang berbataskan dengan laut Flores, sehingga untuk ketiga desa
tersebut akan banyak ditemukan daerah perikanan yang berupa luas areal
tambak di Kecamatan Arungkeke sekitar 498,68 Ha, dengan 496,18 Ha adalah jenis
tambak semi intensif. Produksi perikanan meliputi udang windu sekitar 90,26
ton, dan ikan bandeng sekitar 377,48 ton. Sedangkan budidaya rumput laut
hasilnya sekitar 1.792,78 ton.
Tujuan
Hasil dan Sasaran
Tujuan dilaksanakannya menyusun laporan ini adalah
mengetahui mengenai tentang kontur, kelerengan, penggunana lahan, potensi,
permasalahan, tipologi pengembangan dan mengkaji kesesuaian lahan dan daya
dukung wilayah dalam menentukan kapasitas pengembangan Kawasan Pertanian di
Kecamatan Arungkeke. Kemudian melakukan inventarisasi data bagi potensi lahan
untuk mengetahui luas lahan penggunaan potensial yang ingin dieksploitasi.
Adapun sasaran
adalah tersusunnya Neraca Sumberdaya Penggunan Lahan dan basis data sehingga
digambarkan dalam peta wilayah dengan skala 1: 1.000.000 dalam bentuk peta
Kecamatan Arungkeke. Serta seluruh stakeholder pembangunan daerah, baik
pemerintah, dunia usaha, dan utamanya adalah masyarakat pelaku usaha pertanian
bekerjasama membangun tanah kelahirannya.
KEADAAN UMUM
WILAYAH
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kecamatan
Arungkeke merupakan salah satu dari 11 Kecamatan di Kabupaten Jeneponto yang
berbatasan dengan Kecamatan Batang di sebelah utara, Laut Flores di sebelah
timur, Kecamatan Binamu di sebelah barat dan Laut Flores di sebelah selatan
dengan ibu kota kecamatan di desa Arungkeke. Dari 7 desa dikecamatan Arungkeke,
sebanyak 6 desa diantaranya merupakan daerah pantai dan hanya 1 desa lainnya
merupakan daerah bukan pantai. Menurut jaraknya, maka letak masing-masing desa
ke ibukota Kecamatan dan ibukota Kabupaten sangat bervariasi. Jarak desa ke
ibukota Kecamatan maupun ke ibukota Kabupaten berkisar 4-14 km. Untuk jarak
terjauh adalah desa Arungkeke Pallantikang yaitu sekitar 17 km dari ibukota
Kabupaten (Bontosunggu), sedangkan untuk jarak terdekat adalah Desa Kalumpang
Loe.
Kecamatan
Arungkeke terdiri dari 7 desa dengan luas wilayah 29,91 km2.
Boronglamu memiliki wilayah terluas yaitu 7,23 km2, sedangkan yang
paling kecil luas wilayahnya adalah Desa Arungkeke Pallantikang yaitu 2,73 km2.
Keadaan Iklim
Hasil
pencatatan hari hujan dan curah hujan di Kecamatan Arungkeke menunjukkan jumlah
rata-rata hari hujan selama setahun sebanyak 19 hari sedangkan curah hujan
sebanyak 2.980 mm.
Pemerintahan
Kegiatan
pemerintahan di Kecamatan Arungkeke dilaksanakan oleh sejumlah aparat/pegawai
negeri yang berasal dari berbagai dinas/instansi pemerintah yang jumlahnya 76
orang, terdiri atas 60 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Jumlah tersebut
meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu 69 orang, hal ini disebabkan karena
adanya pengangkatan pegawai dan sebagainya.
Tingkat
klasifikasi Desa/kelurahan di Kecamatan Arungkeke tahun 2008 terdiri dari 4
desa/kelurahan dengan klasifikasi Swakarya dan 3 desa/kelurahan lainnya
tergolong Swasembada. Dengan demikian tidak ada lagi desa/kelurahan yang
termasuk Swadaya.
Seluruh
desa/kelurahan di kecamatan Arungkeke tergolong desa berkembang. Namun
demikian masih ada 5 desa/kelurahan yang termasuk desa tertinggal. Ini berarti
program-program yang dicanangkan oleh pemerintah khususnya pemerintah daerah
belum membawa hasil positif bagi masyarakat pedesaan di Kecamatan Arungkeke.
Lembaga dan
organisasi tingkat Desa/kelurahan yang terbentuk di Kecamatan Arungkeke dengan
sejumlah anggotanya diharapkan dapat menunjang kegiatan pemerintah dan
pembangunan. Organisasi LPD, BPD, P2A dan PKK masing-masing terdapat 1 unit
pada setiap desa/kelurahan. Sedangkan organisasi keagamaan seperti remaja
mesjid sekitar 29 kelompok dan pondok pengajian sekitar 29 kelompok.
Penduduk
Kurun waktu
tahun 2007-2008 jumlah penduduk Kecamatan Arungkeke meningkat, pada tabel 3.1
nampak bahwa jumlah penduduk akhir tahun 2007 sekitar 17.628 jiwa dan terakhir
pada tahun 2008 sekitar 17.713 jiwa atau meningkat. Berdasarkan jenis kelamin
nampak bahwa jumlah penduduk laki-laki sekitar 8.540 jiwa dan perempuan sekitar
8.996 jiwa. Dengan demikian rasio jenis kelamin adalah sekitar 0,95 yang
berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat sekitar 95 orang penduduk
laki-laki.
Tingkat
kepadatan penduduk Kecamatan Arungkeke pada tahun 2008 sekitar 592 jiwa per km2,
sedangkan tahun 2007 sekitar 589 jiwa per km2. Ditinjau menurut
desa/kelurahan, maka kepadatan penduduk tertinggi adalah di desa Arungkeke yang
merupakan ibukota kecamatan yaitu 1.331 jiwa per km2, menyusul Desa Palajau sekitar 832 jiwa per km2,
dan
Desa Arungkeke
Palantikang
sekitar 751 jiwa per km2. Selanjutnya Desa/kelurahan dengan
kepadatan penduduk paling rendah adalah di Desa Boronglamu sekitar 256 jiwa per
km2.
Keadaan rumah
tangga di Kecamatan Arungkeke yaitu jumlah rumah tangga pada tahun 2008
adalah 4.181 RT dengan jumlah anggota rumah tangga rata-rata 4 jiwa per rumah
tangga.
Mata
Pencaharian
Dilihat dari
sumber mata pencaharian menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk yang bekerja,
sebanyak 3.278 orang adalah petani pangan, sedangkan peternak sebanyak 197
orang. Tambak dan Nelayan sebanyak 942 orang. Penduduk yang bekerja di luar
sektor pertanian antara lain Perdagangan sebanyak 529 orang, Industri 98 orang,
Angkutan 609 orang, dan Jasa hanya 268 orang. Adapun penduduk yang bekerja
sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ABRI sebanyak 265 orang.
Pendidikan
Pada Tahun
Ajaran 2008/2009 jumlah TK di Kecamatan Arungkeke ada 14 sekolah, memiliki 27
kelas dengan 454 orang murid dan 47 orang guru. Tingkat SD, baik SD Negeri
maupun SD Swasta sebanyak 13 sekolah, terdapat 80 kelas dengan 2.389 orang
murid dan 105 orang guru. Untuk tingkat SLTP sebanyak 2 sekolah, memiliki 19
kelas dengan 617 orang murid dan 43 orang guru. Sedangkan untuk tingkat SLTA
terdapat 1 sekolah dengan 3 kelas, jumlah siswa ada 98 orang dan guru 16 orang.
Selain itu terdapat pula sekolah yang berada di bawah naungan Departemen Agama,
yaitu 2 sekolah Madrasah Tsanawiah dengan 13 kelas dan 2 sekolah Madrasah
Aliyah dengan 12 kelas, jumlah murid seluruhnya 366 orang dan guru 40 orang
untuk Tsanawiah dan 363 orang murid dan 43 orang guru untuk Aliyah.
Kesehatan
Jumlah sarana
kesehatan tahun 2008 di Kecamatan Arungkeke tercatat 1 Puskesmas, 2 Pustu, dan
26 Posyandu. Untuk tenaga medis tercatat 1 orang dokter 16 orang paramedis.
Sedangkan dukun bayi sebanyak 16 orang.
Rumah tangga Miskin
Jumlah Rumah
tangga miskin di Kecamatan Arungkeke tercatat 2.423 rumah tangga atau 58,54
persen, dari total rumah tangga. Menurut Desa nampak rumah tangga miskin
terbanyak terdapat di Desa Arungkeke yaitu sebesar 485 Rumah tangga miskin atau
20,02 persen, menyusul Desa Palajau sebesar 430 rumah tangga miskin atau 17,75
persen dari total rumah tangga miskin.
Agama
Ditinjau dari
agama yang dianut, maka seluruh penduduk Kecamatan Arungkeke adalah beragama
Islam yaitu 17.536 orang atau 100 persen. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan
Arungkeke cukup memadai karena terdapat 27 buah Mesjid dan 12
Sanggar/Mushallah.
Fasilitas
Tempat Tinggal
Ditinjau dari
keadaan tempat tinggal penduduk, sebagian besar rumah di Kecamatan
Arungkeke adalah rumah panggung yaitu 3.688 buah dan 286 rumah bawah.
Menurut jumlah lantainya terbagi atas 3.967 rumah berlantai I dan 7 buah rumah
berlantai II. Sedangkan dari segi klasifikasinya terdapat 2.350 rumah permanen,
1.567 semi permanen, dan 57 rumah darurat. Untuk sumber penerangan di Kecamatan
Arungkeke, terdapat 2.397 rumah tangga menggunakan listrik PLN atau 57,33 %
dari total rumah tangga, selebihnya masih memakai penerangan pelita. Yang harus
mendapat perhatian adalah desa Boronglamu dan desa Arungkeke Pallantikang
karena hanya 25 % daerahnya
tersentuh layanan listrik. Untuk sumber air minum, sebagian besar rumah tangga
menggunakan Sumur perigi yaitu sekitar 3.644 rumah tangga atau 87,53
persen. Untuk sarana komunikasi dan informasi seperti radio, televisi dan
telepon rumah telah masuk di seluruh wilayah di kecamatan Arungkeke.
Transportasi
Sarana angkutan
di Kecamatan Arungkeke berupa mobil angkutan umum sebanyak 48 unit, dokar/bendi
47 buah, dan becak 9 buah. Jumlah sarana transportasi di kecamatan Arungkeke
yaitu sepeda motor 670 buah, sepeda 625 buah, dan mobil 124 buah. Untuk jenis
mobil terdapat 6 buah sedan, 35 buah mikrolet, 19 buah truk, 1 buah jeep, 21
buah Pickup, dan 42 kendaraan roda empat lainnya.
POTENSI WILAYAH
Pertanian
Ditinjau dari
penggunaan tanah, penggunaan tanah terluas adalah tanah sawah yang terdiri dari
1.256,00 Ha dan tegalan seluas 1.031,10 Ha, menyusul pekarangan seluas 104,75
Ha dan kolam/tambak seluas 360,00 Ha. Untuk jenis tanah sawah terdiri dari
tanah sawah berpengairan seluas 1.016,60 Ha, dan sawah tadah hujan/pasang surut
seluas 239,00 Ha.
Tanaman pangan
yang diusahakan di Kecamatan Arungkeke meliputi padi, jagung, kacang tanah,
kacang hijau, dan ubi kayu. Produksi tertinggi adalah pada tanaman padi sawah
sebesar 5.788,3 ton dengan rata-rata hasil 46,17 kw/Ha. Menyusul produksi
jagung sebesar 6.509,6 ton dengan rata-rata hasil 39,50 kw/Ha, selanjutnya
adalah produksi tanaman ubi kayu sekitar 203,4ton dengan hasil per hektar 56,50
kw, produksi tanaman kacang hijau sebesar 7,62 ton dengan rata-rata hasil 63,50
kw per hektar sedangkan produksi Kacang tanah sebesar 6,9 ton dengan rata-rata
hasil 23,00 Kw.
Jenis tanaman
sayuran yang diusahakan di Kecamatan Arungkeke hanya dua jenis yaitu bawang
merah dan cabe, dengan produksi masing-masing sebanyak 73,08 ton untuk bawang
merah, dan 120,96 ton untuk cabe. Jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan
adalah pohon mangga dan pisang tapi tidak terlalu besar produksinya.
Perkebunan
Jenis tanaman
perkebunan rakyat yang diusahakan di Kecamatan Arungkeke antara lain kelapa
dalam, kelapa hybrida, jambu mente, dan kapok. Produksi tertinggi pada tahun
2008 adalah kelapa dalam sebesar 608,543 ton dengan luas areal 845,50 Ha,
tertinggi kedua adalah kelapa hibrida yang tercatat sebanyak 10,578 ton dengan
luas areal 17,25 Ha.
Perikanan
Luas areal
tambak di Kecamatan Arungkeke sekitar 498,68 Ha, dengan 496,18 Ha adalah jenis
tambak semi intensif. Produksi perikanan meliputi udang windu sekitar 90,26
ton, dan ikan bandeng sekitar 377,48 ton. Sedangkan budidaya rumput laut hasilnya
sekitar 1.792,78 ton. Hasil ini mengalami peningkatan cukup
signifikan yakni sekitar 15,37 % dibandingkan tahun sebelumnya.
Peternakan
Jenis ternak
yang diusahakan di Kecamatan Arungkeke tahun 2008 antara lain Sapi, Kerbau,
Kuda, Kambing dan Domba. Menurut jenisnya ternak terbesar populasinya adalah
kambing sebanyak 6.341 ekor, terbesar kedua kuda sebanyak 1.782 ekor, kerbau
sebanyak 361 ekor menyusul sapi sebanyak 1.223 ekor. Sedangkan ternak Unggas
adalah Ayam Buras sebanyak 70.872 ekor, Itik sebanyak 15.167 ekor.
Industri
Usaha industri
yang berkembang di Kecamatan Arungkeke adalah industri rumah tangga, terutama
penggilingan padi sebanyak 85 unit usaha, industri anyaman sebanyak 50 unit
usaha dan industri gula merah sebanyak 57 unit usaha serta industri lainnya
sebanyak 96 usaha. Usaha di bidang ini mulai menurun bila
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Perdagangan
Sarana
perdagangan yang terdapat di Kecamatan Arungkeke antara lain pasar umum 2 buah
( Desa Arungkeke dan Bulo-Bulo), toko 4 buah, dan kios 198 buah.
PEMBAHASAN
Kecamatan Arungkeke merupakan
kecamatan yang berada di daerah pesisir terutama untuk desa Palajau, Arungkeke,
dan Kampala yang berbataskan dengan laut Flores, sehingga untuk ketiga desa
tersebut akan banyak ditemukan daerah perikanan yang berupa luas areal
tambak di Kecamatan Arungkeke sekitar 498,68 Ha, dengan 496,18 Ha adalah jenis
tambak semi intensif. Produksi perikanan meliputi udang windu sekitar 90,26
ton, dan ikan bandeng sekitar 377,48 ton. Sedangkan budidaya rumput laut
hasilnya sekitar 1.792,78 ton.
Karena daerah kecamatan Arungkeke
umumnya memiliki daerah yang datar maka penggunaan lahan yang umumnya ditemukan
adalah persawahan dengan sawah tadah hujan dan sawah lading karena iklim di
daerah ini yaitu hasil pencatatan hari hujan dan curah hujan di Kecamatan
Arungkeke menunjukkan jumlah rata-rata hari hujan selama setahun sebanyak 19
hari sedangkan curah hujan sebanyak 2.980 mm.
Untuk daerah perkebunanan
direncanakan untuk mengadakan perkebunan kelapa karena daerah Jeneponto yang
kering dan datar sangat cocok untuk tanaman kelapa, selain itu disarankan juga
untuk menanam tanaman buah naga, karena buah naga tidak terlalu butuh banyak
air. Hal ini sesuai dengan kondisi iklim Jeneponto yang kering dan sinar
matahari bersinar dengan intesitas yang cukup untuk tanaman buah naga.
Selain itu untuk menunjang
perekonomian untuk daerah tersebut maka pada desa yang dilalui oleh jalan lokal
dan di kota kecamatan dijadikan pusat industri baik industri rumah tangga
maupun industri kecil serta menjadi pusat pemasaran sehingga semua hasil
pertania yang ada di kecamatan tersebut akan diolah pada daerah industri dan di
pasarkan di kota kecamatan. Untuk peternakan, Jeneponto sangat terkenal sebagai
kota kuda, maka akan direncanakan untuk tempat peternakan kuda di beberapa desa
yaitu di desa Kalimpaloe dan Boronglamu. Dan sisanya dijadikan daerah pemukiman
yang layak karena daerah yang umumnya datar maka daerah tersebut cocok untuk
daerah pemukiman.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa penggunaan lahan untuk daerah kecamatan Arungkeke
adalah Sawah, Perikanan, Peternakan dan Perkebunan. Yang dimana jenis sawah
pada umumnya adalah sawah tadah hujan dan sawah ladang karena curah hujan yang
sangat rendah. Untuk perkebunan komoditas yang disarankan adalah kelapa dan
buah naga serta lontar. Selain itu, sebagai daerah yang terkenal dengan kudanya
maka di beberapa desa maka akan dikembangkan peternakan kuda, dan untuk daerah
yang transportasinya lancar maka akan dibentuk menjadi daerah pusat industri
dimana hasil pertanian akan diolah menjadi produk sekunder yang memiliki nilai
tinggi serta menjadi tempat pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Kecamatan Arungkeke. http://jenepontokab.go.id. Diakses pada hari kamis, 9 Juni 2011
di Makassar.
Rustiadi, Ernan, dkk. 2009. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. Penerbit Crestpent Press dan
Yayasan Obor Indonesia: Jakarta.
Saputra, Arman. 2010. Kecamatan
Arungkeke komunitas Atlas. www.bone-geographical.blogspot.com. Diakses pada hari
kamis, 9 Juni 2011 di Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar