![]() |
SISTEM AQUAPONIK |
Apakah itu sistem pertanian Aquaponik ?
sebuah metode yang menggabungkan antara pertanian dan budidaya ikan yang tidak membutuhkan media tanah.
Secara sederhana Akuaponik dapat digambarkan sebagai
kombinasi dari akuakultur dan hidroponik.
Dari sinilah nama akuaponik berasal.
Fokus dalam Akuakultur adalah memaksimalkan pertumbuhan ikan
di dalam tangki atau kolam pemeliharaan. Ikan biasanya ditebar pada tangki atau
kolam dengan kepadatan yang tinggi. Tingkat penebaran yang tinggi ini berarti
bahwa air untuk budidaya menjadi mudah tercemar oleh kotoran ikan. Kotoran ikan
ini berbentuk Amonia yang beracun bagi ikan. Sementara itu, Hidroponik
bergantung pada aplikasi nutrisi buatan manusia. Nutrisi ini dibuat dari ramuan
bahan kimia, garam dan unsur-unsur mikro. Ramuan nutrisi dicampur dengan teliti
untuk membentuk keseimbangan optimal untuk pertumbuhan tanaman.
Aquaponik menggabungkan kedua sistem tersebut. Aquaponik
menggunakan kotoran ikan yang berisi hampir semua nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Akuaponik juga menggunakan tanaman dan medianya untuk
membersihkan dan memurnikan air. Jadi dalam akuaponik terjadi simbiosis antara
tanaman dan ikan.
Membuat Kolam Terpal, Kolam Murah
Kolam Terpal
Kolam terpal adalah kolam yang biaya pembuatannya sangat
murah. Kolam terpal cocok untuk daerah yang tanahnya tidak bisa menyimpan air.
Bahan yang dibutuhkan hanya terpal, sekam dan
batako/bata merah.
Ukuran terpal yang dibutuhkan adalah:
Panjang terpal = panjang kolam terpal+ (2x
kedalaman kolam) + 10 cm.
Lebar terpal = lebar kolam + (2x kedalaman
kolam terpal) + 10 cm.
sketsa kolam terpal:
Kolam sebaiknya dibuat di tempat yang terkena sinar matahari
langsung. Gali tanah dengan luas dan kedalaman sesuai dengan yang diinginkan.
Tanah dari hasil galian kolam digunakan untuk membuat tanggul. Padatkan tanggul
supaya tanggul tersebut kuat. Permukaan tanggul diberi batako/bata merah.
Setelah penggalian selesai, dasar kolam diberi sekam
setinggi kurang lebih 10 cm. Terpal di pasang dan sisa terpal (10 cm) ditutupi
dengan batu bata atau batako. Kolam siap diisi air.
contoh kolam terpal;
kolam terpal bisa juga dibuat dengan tanpa melakukaan
penggalian. Sebagai ganti galian kolam, bisa dibuat kerangka dari tumpukan batu
bata atau batako. Cara pembuatan selanjutnya sama dengan cara di atas.
Air untuk Budidaya Ikan
Air adalah kebutuhan utama dan penentu keberhasilan dalam
budidaya ikan. Selain jumlahnya harus mencukupi, kualitas yang baik
menghasilkan output yang baik pula.
Parameter yang biasa digunakan untuk menentukan kualitas air
adalah kadar oksigen, temperatur, derajat keasaman, kandungan amonia dan
kekeruhan air. Kualitas air yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis ikan.
Seperti lele yang relatif tahan dengan kualitas air yang buruk.
Kadar Oksigen
Kadar oksigen untuk memperoleh hasil produksi optimal adalah
diatas 5 ppm. Apabila kadar oksigen kurang dari 5 ppm, ikan akan berkurang
nafsu makannya dan pertumbuhannya terhenti. Untuk meningkatkan kadar oksigen
dapat digunakan aerator atau mengalirkan air secara terus menerus.
Temperatur
Secara umum suhu air 25-32 oC baik untuk budidaya ikan. Pada
suhu rendah nafsu makan ikan akan turun yang mengakibatkan pertumbuhan ikan
terganggu. Pada suhu tinggi ikan akan menunjukkan gejala kekurangan oksigen.
Perubahan suhu secara tiba-tiba mengakibatkan ikan stress yang dapat mengakibatkan
kematin.
Derajat Keasaman
Derajat keasaman (pH)
yang baik untuk budidaya ikan adalah 5.5-9.0. Meskipun ikan masih dapat bertahan
di luar kisaran pH tersebut namun produksi yang dihasilkan rendah.
Jika pH terlalu rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan
kapur pertanian (CaCO3).
Kekeruhan
Kekeruhan melindungi ikan dari serangan predator. Selain itu
kekeruhan dapat mempengaruhi pernafasan dan nafsu makan ikan. Kekeruhan 30-40
cm baik untuk budidaya ikan.
Kadar Amonia
Amonia bersifat racun bagi ikan. Amonia dihasilkan dari
sekresi/ kotoran ikan. Kadar amonia optimum untuk budidaya ikan adalah dibawah
1,4 ppm. Cara untuk menurunkan kadar amonia dalam air adalah dengan mengganti
air sebagian atau seluruhnya atau dengan cara filterisasi. Untuk budidaya ikan
hias dalam akuarium atau kolam kecil, filterisasi ini paling sering digunakan
karena lebih praktis dan menghemat waktu.
Klik link Filter ini untuk melihat contoh filter untuk
kolam.
.
Kolam Taman
Bayangkan sebuah tempat yang hijau dan sejuk dengan
gemericik air terjun yang mengalir. Tentu anda merasa nyaman berada di tempat
tersebut. Namun tidak mudah menemukan tempat seperti itu sekarang. Apalagi di kota besar yang semakin
gersang dan bising. Tentu saja anda dapat sesekali melakukan perjalanan ke
Puncak atau Bali. Tapi tentu saja tidak bisa setiap
saat. Selain karena membutuhkan biaya juga membutuhkan waktu yang tentu saja
sangat berharga.
Salah satu solusinya adalah membuat kolam taman. Kolam kecil
yang bisa di buat di halaman rumah bahkan di dalam rumah. Tidak sulit membuat
kolam taman. Cara paling mudah adalah menggunakan jasa pembuat taman yang ada
di sekitar anda. Jika ingin membuat yang lebih sesuai dengan selera anda dan
mau sedikit repot, anda bisa membuatnya sendiri.
Caranya secara garis besar sebagai berikut:
Siapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Alat: Selang,
tali, cangkul/skop, ember dan alat penggalian lainnya. Bahan: Pasir, Batu/bata,
lapisan kedap air (plastik tebal/ terpal/ pond liner), pelindung lapisan kedap
air (koran bekas/ karpet bekas/ underlayment), pompa air, hiasan lain. Tentukan
tempat dimana anda akan membangun kolam. Pertimbangkan letak nya dengan colokan
listrik dan sumber air yang tersedia. Tandai bentuknya dengan kapur atau tali.
Gali kolam sesuai dengan bentuk dan kedalaman yang anda
inginkan.
Beri lapisan pasir setebal 5 cm di dasar kolam.
Tambahkan lapisan underlayment untuk melindungi lapisan
kedap air.
Pasang lapisan kedap air, lalu isi dengan air.
Tutupi lapisan kedap air yang tersisa dengan batu dan tanah
sisa penggalian. Tambahkan pompa air untuk air mancur (!! hati-hati dengan
aliran listrik).
Tes pompa air dan kolam dari kebocoran dengan membiarkannya
selama sehari. Jika air tidak berkurang maka kolam sudah jadi.
Berikut Contoh Pond liner dan Underlayment. (ad)
Pondgard Liner 10 X 15
Sunterra 300212 8′ X 10′ PVC Pond Liner, Black
Pond Underlayment 5 x 15
DANNER Underlayment 15′ x 6′
Sistem Akuaponik
Dalam akuaponik umumnya tanaman ditanam di dalam media tanam
yang terpisah dari tangki ikan. Air dipompa dari tangki ikan ke media tanam dan
dialirkan kembali ke dalam tangki ikan.
Ada
tiga sistem dasar media tanam dalam akuaponik.
Media tanam yang diisi kerikil, expanded clay , atau media
lain yang mirip adalah bentuk paling sederhana dari akuaponik. Sistem ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Dengan aliran air terus menerus atau dengan siklus padang surut.
Gambar Akuaponik Pasang Surut (ebb & flow) Sederhana
1. bak ikan 2. pompa air 3. bak tanam 4. auto siphon 5.
media tanam 6. penyangga
Deep Water Culture
adalah salah satu metode yang sering digunakan secara
komersial. Air dipompa
dari tangki ikan melalui sistem filtrasi. Kemudian air
dipompa ke saluran panjang di mana rakit terapung yang diisi dengan tanaman
berada permukaan air.
Atau model yang berikut:
Atau model yang berikut:
Nutrient Film Technique hanya cocok untuk jenis tanaman
tertentu, biasanya sayuran berdaun hijau. Dalam sistem NFT, air yang kaya
nutrisi dipompa ke dalam selokan kecil yang tertutup. Air mengalir dalam
selokan dalam bentuk aliran yang sangat tipis. Tanaman diletakkan dalam wadah
plastik kecil yang memungkinkan akarnya mengakses air. Salah satu elemen penting untuk sistem
akuaponik adalah bakteri menguntungkan. Bakteri ini menguraikan unsur dalam air
menjadi bentuk yang dapat diserap dan digunakan oleh tanaman.
Ada
dua jenis bakteri yang berbeda yaitu nitrosomonas dan nitrobacter. Nitrosomonas
mengubah amoniak menjadi nitrit. Nitrit ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh
bakteri Nitrobacter. Tanaman kemudian menyerap nitrat ini untuk pertumbuhannya.
Ikan dan Tanaman dalam Akuaponik
Ikan adalah kunci dalam sistem akuaponik. Ikan menyediakan
hampir semua nutrisi bagi tanaman. Ada
berbagai jenis ikan yang dapat digunakan dalam sistem akuaponik. Jenis ikan ini
tergantung pada iklim lokal dan jenis yang tersedia di pasaran.
Dalam prakteknya, ikan nila merupakan ikan yang paling
populer dipilih untuk proyek komersial dan hobi rumahan. Tapi Barramundi, lele,
ikan mas, Ikan Mas, Koi, Murray Cod, Silver Perch, Jade Perch, Trout juga
digunakan juga Krustasea air tawar seperti Yabby dan Redclaw.
Akuaponik tidak hanya baik untuk sayuran hijau. Aquaponics
akan menumbuhkan hampir semua jenis sayuran. Beberapa varietas sayuran buah
yang berkinerja baik adalah; terung (ungu), Capsicum (peper lonceng), kacang,
kacang polong dan banyak lagi. Wortel dan Bit juga bisa tumbuh. Tanaman yang
tumbuh dalam sistem aqiaponic hanya dibatasi oleh jenis sistem aquaponics, atau
lebih tepatnya, jenis media tanam. Media tanam yang diisi kerikil atau
semacamnya, tampaknya menjadi media tanam yang paling berhasil untuk berbagai
jenis tanaman.
Pakan Alami untuk Larva Ikan
Larva merupakan masa kritis dalam fase hidup ikan. Pada fase
ini mortalitas sangat tinggi. Tingginya mortalitas larva disebabkan karena
tingginya virulensi (daya serang) penyakit, hama dan terbatasnya ketersediaan pakan yang
cocok bagi larva ikan. Pada fase larva, ikan baru saja melepaskan ketergantungannya
pada makanan cadangan.
Pakan alami adalah pakan yang paling cocok untuk fase larva.
Selain karena komponen gizinya lebih lengkap juga karena pakan alami selalu
bergerak sehingga menarik nafsu makan larva ikan.
Pakan alami yang ideal untuk larva ikan harus memenuhi
beberapa kriteria yaitu: bentuk dan ukuran sesuai dengan lebar bukaan mulut
larva ikan pemakannya, mudah diproduksi secara massal, kandungan nutrisinya
tinggi, mudah di cerna, cepat berkembangbiak, memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan lingkungan, tidak beracun atau mengeluarkan racun, dan gerakannya
menarik bagi larva ikan tetapi tidak terlalu aktif sehingga mudah ditangkap
oleh larva ikan pemakannya.
Pakan alami yang sudah bisa diproduksi secara massal
diantaranya
Infusoria , rotifera , kutu air (moina dan daphnia) , artemia,
tetraselmis, chlorella, diatomae dan cacing tubifex (cacing rambut/sutra).
Selain pakan alami, larva ikan juga bisa diberi pakan
buatan. Tentu saja pakan buatan untuk larva ikan ini harus sesuai dengan sifat,
cara dan kebiasaan makan larva ikan.
Menumbuhkan Pakan Alami dengan Pemupukan
Kolam
Pakan alami merupakan
pakan terbaik bagi pertumbuhan ikan, baik itu bagi larva ikan maupun ikan dewasa.
Pakan alami pada dasarnya sudah terdapat dalam air kolam.
Namun agar jumlahnya
melimpah perlu dilakukan pemupukan kolam.
Pemupukan kolam dapat menggunakan pupuk organik maupun pupuk
anorganik. Pupuk organik yang biasa digunakan dalam pemupukan kolam adalah
kotoran ayam atau kotoran puyuh. Sedangkan pupuk anorganik yang biasa digunakan
adalah urea dan TSP.
Pemupukan kolam dengan menggunakan pupuk organik, dosis yang
digunakan adalah 200-500 gram pupuk per meter persegi luas kolam. Sedangkan jika
kolam dipupuk dengan pupuk anorganik, dosis yang digunakan adalah 10 gram TSP
dan 15 gram Urea per meter persegi luas kolam.
Pemupukan kolam biasanya
dilakukan pada saat persiapan kolam. Setelah kolam dikeringkan, pematang dan caren kolam diperbaiki. Tanah
dasar kolam di cangkul dan di biarkan kering 2-3 hari.
Pupuk organik atau pupuk anorganik lalu di tebarkan secara
merata dan kolam digenangi air 30-40 cm.
Kolam di biarkan 5-7 hari agar pakan alami tumbuh.
Sebelum ikan dimasukkan, air kolam ditambah sampai kedalaman
yang di inginkan.
Untuk pemupukan pada kolam yang sedang dipergunakan,
pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk organik. Pupuk organik tersebut tidak
langsung disebarkan ke dalam kolam karena di khawatirkan akan menurunkan
kualitas air kolam.
Pemupukan kolam dilakukan dengan cara memasukkan pupuk
organik ke dalam karung, lalu karung tersebut
dimasukkan ke dalam kolam. Pakan alami biasanya tumbuh melimpah setelah 5-7
hari.
Budidaya Ikan Lele Kolam Terpal
Budidaya ikan lele selain biasa dilakukan di kolam tanah
atau kolam semen juga bisa dipelihara di kolam terpal. Ikan lele yang
dihasilkan dari budidaya kolam terpal relatif lebih bersih jika dibandingkan
dengan ikan lele hasil budidaya kolam tanah. Selain itu, biaya membuat kolam terpal
juga lebih murah dan cara nya mudah.
Kolam terpal bisa dibuat dengan menggali tanah atau tanpa
menggali tanah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.
Setelah kolam terpal selesai dibuat dan diisi dengan air, ke
dalam kolam terpal dimasukkan garam.
Garam yang dimasukkan sebanyak 200 gram tiap 1 m3 air.
Setelah itu kolam terpal didiamkan 3-7 hari.
Bibit ikan lele ditebar pagi atau sore hari. Benih ikan lele
dimasukkan ke dalam kolam terpal dengan wadahnya agar benih ikan lele bisa
beradaptasi dengan suhu air kolam. Setelah kurang lebih 15 menit benih ikan
lele dibiarkan keluar sendiri dari wadahnya.
Pilihlah bibit ikan lele yang sehat dan berkualitas. Bibit
lele yang sehat ditandai dengan gerakannya yang terlihat aktif, tidak memiliki
kelainan fisik atau cacat dan tidak mempunyai luka. Bibit lele juga harus
seragam ukurannya, seumur dan dari induk yang sama. Sebisa mungkin bibit lele
berasal dari kolam terpal atau kolam semen.
Padat tebar ikan lele di kolam terpal 100-300 ekor per meter
kubik air. Untuk pemula disarankan menggunakan padat tebar yang rendah.
Ikan lele mulai di beri makan pada hari ke-2 setelah tebar.
Pakan diberikan 2 kali sehari. Pakan yang diberikan berupa pelet yang ukurannya
disesuaikan dengan ukuran mulut ikan lele . Pakan diberikan secukupnya saja.
Pakan berlebih yang tersisa bisa memicu timbulnya penyakit. Ikan lele adalah
ikan yang membutuhkan pakan berkadar protein relatif tinggi. Kadar protein
terbaik untuk pertumbuhan lele adalah 35-24%
Ikan lele yang mati selama pemeliharaan harus segera dibuang
agar tidak membusuh dan
menimbulkan penyakit. Air kolam terpal diganti sebagian jika
kualitasnya sudah menurun. Air di bagian dasar kolam terpal yang mengandung
lumpur dibuang dengan menggunakan selang sampai berkurang setengah atau sepertiganya.
Air yang dibuang lalu diganti dengan air baru.
Apabila berjalan lancar, setelah 2–3 bulan ikan lele akan berukuran 8-12
ekor per kilogram dan bisa dipanen.
Sumber:
Pembenihan Betta/ Cupang
Pemilihan Induk
Induk di pilih minimum berukuran 5 cm. Induk jantan yang
sudah matang kelamin warna tubuhnya lebih cerah dibanding yang betina. Ikan
betina yang siap kawin perutnya lebih gendut dan telur yang berwarna gelap
membayang di perutnya. Cara pemijahan Tempat pemijahan di isi air 25 cm, dan di
lengkapi dengan eceng gondok atau tali rafia. Ikan jantan di lepas dulu. Baru
ikan betina di lepas kemudian. Satu ikan betina mampu menghasilkan 200-500
butir telur. Bila pemijahan selesai, pisahkan induh betina. Sedangkan ikan
jantan di biarkan merawat dan menjaga telur. Telur akan menetas setelah 36 jam,
Larva akan menggantung pada sarang. 3-4 hari kemudian larva sudah bisa berenang. Induk jantan kemudian di pindahkan.
Pemeliharaan Larva
Secara bertahap, larva akan melepaskan diri dari sarang dan
berenang bebas. Selama minggu pertama larva di beri makan infusoria sebagai
makanan utamanya. Selanjutnya mulai awal minggu kedua, mulai di perkenalkan
dengan pakan yang lebih besar ukurannya
yaitu rotivera, artemia, kutu air dan cacing sutra. Setelah 4 minggu, benih
bisa di panen untuk pemeliharaan selanjutnya.
Pembenihan Ikan Mas
Pemilihan Induk
Ciri-ciri induk jantan dan induk betina unggul yang sudah
matang untuk dipijah adalah:
Betina: umur antara 1,5-2 tahun dengan berat berkisar 2
kg/ekor.
Jantan: umur minimum 8 bulan dengan berat berkisar 0,5
kg/ekor. Bentuk tubuh secara keseluruhan mulai dari mulut sampai ujung sirip
ekor mulus, sehat, sirip tidak cacat.
Tutup insan normal tidak tebal dan bila dibuka tidak
terdapat bercak putih. Panjang kepala minimal 1/3 dari panjang badan, lensa
mata tampak jernih.
Sisik tersusun rapih, cerah tidak kusam. Pangkal ekor kuat
dan normal dengan panjang pangkal ekor harus lebih panjang dibandingkan
lebar/tebal ekor.
Sedangkan ciri-ciri untuk membedakan induk jantan dan induk
betina adalah sebagai berikut:
Betina:
Badan bagian perut besar, buncit dan lembek. Gerakan lambat, pada malam hari
biasanya loncat-loncat. Jika perut istriping mengeluarkan cairan berwarna
kuning.
Jantan:
Badan tampak langsing. Gerakan lincah dan gesit. Jika perut distriping
mengeluarkan cairan sperma berwarna putih.
Pembenihan/Pemijahan
Luas kolam pemijahan 5 meter persegi dengan dasar kolam
sedikit berlumpur.
Kolam dikeringkan lalu diisi air pada pagi hari, induk
dimasukan pada sore hari. Kolam pemijahan juga merupakan kolam penetasan. Untuk
menepelkan telur, ijuk ditebar di permukaan air. Setelah proses pemijahan
selesai induk dipindahkan ke kolam lain. Setelah benih berumur 5 hari lalu pindahkan
ke kolam pendederan.
Pemeliharaan Bibit/Pendederan Pendederan atau pemeliharaan
anak ikan mas dilakukan setelah telur-telur hasil pemijahan menetas dan berumur
5-7 hari. Kegiatan ini dilakukan pada kolam pendederan yang sudah disiapkan.
Kolam dikeringkan terlebih dahulu serta dibersihkan dari ikan-ikan liar. Kolam
diberi kapur dan dipupuk sesuai ketentuan.
Jumlah benih yang disebar mulanya=100-200 ekor/meter
persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 2-3 cm, lakukan penjarangan
menjadi =50-75 ekor/meter persegi. Setelah 1 bulan, ukuran benih menjadi 3-5 cm
lakukan penjarangan lagi menjadi =25-50 ekor/meter persegi. Setelah pemeliharaan
1 bulan, ukuran benih menjadi 5-8 cm, perlu penambahan makanan berupa dedak halus
3-5% dari jumlah bobot benih. Lakukan Penjarangan menjadi =3-5 ekor/meter
persegi. Setelah pemeliharaan 1 bulan, ukuran benih menjadi 8-12 cm sehingga
perlu penambahan makanan berupa dedak halus 3-5% dari jumlah bobot benih. Benih
siap di besarkan sampai ukuran konsumsi.
Pembenihan Ikan Gurami
Pembenihan
Ikan gurami banyak dikembangkan oleh petani. Selain karena
permintaan pasar cukup tinggi, ikan gurami mudah dipelihara dan harganya
relatif stabil.
Ikan gurami pada dasarnya dapat memijah sepanjang tahun.
Tapi produktifitasnya lebih tinggi pada musim kemarau. Kualitas air untuk
pemijahan yang baik adalah bersuhu 25-30 oC dan pH-nya berkisar 6,5 – 8,0.
Ketinggian air kolam 40 – 60 cm dengan laju pergantian air 10-15 % per hari.
Induk jantan
mempunyai ciri berupa benjolan di kepala bagian atas. Selain itu, rahang bagian
bawah lebih tebal dan tidak ada bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan
induk betina bentuk kepala
bagian atasnya datar. Rahang bawahnya tipis dan ada bintik hitam pada kelopak
sirip dada.
Pemijahan
Induk ditebar dengan kepadatan 1 ekor tiap 5 m2.
Perbandingan jumlah jantan dan betina 1:3-4. Induk betina dapat memproduksi
1500 sampai dengan 2500 butir telur tiap kg berat induk. Sarang diletakkan 1-2
m dari tempat bahan sarang. Kedalaman sarang 10 -15 cm dari permukaan air. Sarang
dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan menghadap ke arah tempat
bahan sarang. Bahan sarang berupa ijuk atau sabut kelapa. Tempat bahan sarang
berupa anyaman kasar dari bambu atau bahan lain dan diletakkan di permukaan
air. Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung
pada kondisi induk dan lingkungannya. Pemeriksaan sarang yang sudah berisi
telur dilakukan dengan cara meraba dan menggoyang sarang secara perlahan. Dapat
juga dengan menusuk sarang menggunakan lidi. Jika sarang sudah berisi, akan
keluar minyak atau telur ke permukaan air. Jika sarang sudah dipastikan berisi,
sarang diangkat. Telur lalu dipisahkan dari sarang dengan cara membukanya
secara hati-hati. Telur yang baik akan berwarna kuning bening. Sedangkan telur
yang jelek berwarna kuning keruh. Telur
yang jelek harus dibuang karena tidak akan menetas.
Penetasan Telur
Telur ditebar dalam pasu atau ember hitam dengan kepadatan 4
sampai 5 butir tiap cm2. Ketinggian air dijaga 15– 20 cm dan suhu 29 30 oC. Tambahkan aerasi
kecil untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut. Telur akan menetas
setelah 36 – 48 jam.
Pemeliharaan Larva
Setelah telur menetas, larva dapat terus dipelihara di
tempat penetasan. Setelah 6 hari dipindahkan ke akuarium dengan padat tebar 15 –
20 ekor/liter . Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6
hari. Pakan berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia. Penggantian air
hanya sudah banyak kotoran dan sisa pakan.
Pendederan
Pendederan dapat dilakukan di dalam akuarium atau kolam.
dalam akuarium, perlakuannya sama seperti halnya memelihara larva. Hanya saja
perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan jika pendederan dilakukan di dalam
kolam, sebelumnya perlu dilakukan persiapan kolam. Persiapan tersebut meliputi
pengolahan tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air
dan pengkondisian air kolam.
tekhnik Aquaponik
Akuaponik merupakan salah satu cara mengurangi pencemaran
air yang dihasilkan oleh
budidaya ikan dan juga menjadi salah satu alternatif
mengurangi jumlah pemakaian air yang dipakai oleh sistem budidaya.
Teknologi akuaponik merupakan salah satu alternatif yang
dapat diterapkan dalam rangka
pemecahan keterbatasan air. Disamping itu teknologi
akuaponik juga mempunyai keuntungan lainnya berupa pemasukan tambahan dari
hasil tanaman yang akan memperbesar keuntungan para peternak ikan.
Aquaponik yaitu memanfaatkan secara terus menerus air dari
pemeliharaan ikan ke tanaman dan
sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari sistem teknologi ini
adalah penyediaan air yang optimum untuk masing-masing komoditas dengan
memanfaatkan system re-sirkulasi. Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai
jawaban atas adanya permasalahan semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang
sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di lahan yang sempit, akuaponik yang
merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air yang dapat dikombinasikan
dengan berbagai tanaman sayuran. Beberapa hal berkaitan dengan pemeliharaan
ikan agar baik dalam teknologi akuaponik adalah sebagai berikut:
Jenis Ikan : Padat Tebar
Ikan Mas : 10-200 ekor/m2
Ikan Nila : 100-150 ekor/m2
Ikan Gurame : 5-10 ekor/m2
Ikan Lele : 100-150 ekor/m2
Ikan Patin : 10-15 ekor/m2
Wadah Pemeliharaan
Wadah pemeliharaan ikan prinsipnya mempunyai pembuangan air
yang dapat menyedot
kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk
dialirkan kedalam bak filter misalnya dengan menggunakan ember – ember
plastik ukuran 10-20 l atau papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak
saluran air yang dilapisi plastik. luasan ember sebagai filter yang digunakan
adalah 25% dari permukaan wadah pemeliharaan ikan seperti pada gambar. Sehingga
air yang kotor menjadi bersih kembali. Medianya terdiri dari : batu kerikil
atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka
seringkali jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut
hanyut dan menyumbat lubang pengeluaran Sistem Resirkulasi
Secara ringkasnya
dapat digambarkan sebagai berikut, air yang berasal dari wadah
pemeliharaan ikan dialirkan dengan menggunakan pompa air ke
filter yang juga berfungsi sebagai tempat untuk menanam tanaman, kemudian air
yang sudah difilter tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan dialirkan
secara terus menerus, sehingga amoniak yang berada di kolam akan tersaring
sampai 80 % oleh tanaman tersebut..jenis tanaman yang sudah dicoba dan berhasil
cukup baik adalah kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai. Karena media
filter tidak menggunakan tahah maka agar tanaman dapat tumbuh baik perlu disemaikan
dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap dipindahkan pada system akuaponik
dengan jarak tanam :
Jenis Tanaman - Jarak Tanam
Kangkung - 10 cm
Cabai - 40 cm
Tomat - 40 cm
Terong sayur - 40 cm
Cara membuat akuaponik
Akuaponik merupakan sebuah alternatif menanam tanaman dan
memelihara ikan dalam satu wadah. Proses dimana tanaman memanfaatkan unsur hara
yang berasal dari kotoran ikan yang apabila dibiarkan di dalam kolam akan
menjadi racun bagi ikanya. Lalu tanaman akan berfungsi sebagai filter vegetasi
yang akan mengurai zat racun tersebut menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
ikan, dan suplai oksigen pada air yang digunakan untuk memelihara ikan. Dengan
siklus ini akan terjadi siklus saling menguntungkan dan bagi kita yang mengaplikasikanya tentu saja akan sangat
menguntungkan sekali, karena lahan yang dipakai tidak akan terlalu luas.
Sistematika pembuatan akuaponik
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sistem budidaya
ikan secara akuaponik ,
diantaranya adalah :
Bak beton, untuk wadah budidaya, ukurannya disesuaikan
dengan luas area
yang mungkin
digunakan, dalam sistem akuaponik ini digunakan bak
berukuran 2 x 3 m,
Pipa, untuk jalur sirkulasi air, ukurannya disesuaikan
dengan luas area yang
mungkin digunakan,
dalam sistem akuaponik ini pipa yang digunakan
sebanyak 8 buah
dengan panjangnya masing-masing 4 m,
Selang ukurannya disesuaikan dengan banyaknya pot yang
digunakan, dalam
sistem akuaponik
ini mengunakan selang sepanjang 4 m.
Pipa Keni sistem L, untuk sambungan antar pipa, digunakan
sebanyak 16
buah,
Dop, untuk menyambungkan pipa, dalam sistem akuaponik ini
menggunakan
sebanyak 8 buah,
Ember plastik atau pot, untuk wadah tanaman konsumsi,
banyaknya
disesuaikan
dengan ukuran bak dan keinginan, dalam sistem akuaponik ini
menggunakan
36 ember,
Aerator, untuk sumber oksigen ikan,
Pompa, untuk mensirkulasi air,
Timer, untuk mengatur sirkulasi air oleh pompa,
Benih ikan, sebagai objek budidaya, ikan yang digunakan
beragam, dalam
sistem akuaponik
ini menggunakan ikan mas dan ikan nila, kepadatannya
sendiri
disesuaikan dengan ukuran bak, dalam sistem akuaponik ini dilakukan
penebaran sebanyak
200 ekor ikan nila dan ikan mas,
Bibit tanaman konsumsi, sebagai objek budidaya tanaman,
jenisnya beragam,
namun dalam sistem
akuaponik ini menggunakan tanaman kangkung,
Arang, sebagai media hidup tanaman dan filter air,
banyaknya disesuaikan
dengan jumlah
tanaman yang ditanam, dalam sistem akuaponik ini sebanyak 2
karung ukuran 25
kg.
Langkah-langkah
pembuatan sistem budidaya ikan secara akuaponik, diantaranya
adalah :
Pembuatan bak beton dan tandon,
Pemasangan pompa dan timer,
pemasangan ember yang sebelumnya diisi arang dan bibit
tanaman,
pemasangan
dilakukan pada bagian atas tembok,
Pemasangan pipa sirkulasi air, yang terdiri dari dua
bagian :
1. Pipa yang
berada di atas tanaman, yang merupakan pipa yang
berisi air
hisapan dari kolam yang akan dialirkan ke tanaman,
2. Pipa di bawah
tanaman, merupakan pipa berisi air dari tanaman
yang kemudian
dialirkan ke tandon sebelum mengalir kembali
ke kolam,
Pemasangan selang diantara tanaman dan pipa bawah
Resirkulasi awal air kurang lebih selama seminggu,
Penebaran ikan.
Ket :
1. Kolam Ikan
2. Pompa
3. Pipa air keluar
kolam
4. Pot tanaman
akuaponik
5. Pipa air keluar
dari pot
6. Pipa air masuk
ke reservoir
7. Tandon
8. Pipa air masuk
kembali ke kolam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar